Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai posisi Indonesia sebagai Presidensi G20 jadi momentum penting untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk investasi di Indonesia. Saat terpilih menjadi Presidensi G20, Indonesia bisa berperan sebagai pengambil keputusan di tingkat global.
“Kami dari Kementerian investasi akan menjadikan momentum G20 sebagai momentum strategis terukur dan betul-betul harus memanfaatkan peluang ini. Dalam rangka meyakinkan para investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk tetap Survive dan percaya kepada Indonesia dalam menanamkan modalnya di negara kita,” ucap Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers secara virtual pada Kamis (10/11).Dia menuturkan investasi
asing langsung ( Foreign Direct Investment /FDI) terus meningkat. Pada saat yang sama realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) juga tumbuh setiap tahun. Hal ini tidak terlepas dari faktor kepercayaan investor terhadap Indonesia. Catatan Kementerian Investasi/BKPM menunjukan hingga kuartal III 2022 realisasi investasi mencapai Rp 307,8 triliun terbagi dalam PMDN sebesar Rp 138,9 triliun(45,1% dan PMA sebesar Rp 168,9 triliun (54,9%).
"Presiden Jokowi menurut saya memimpin negara kita dalam posisi yang on the track dalam konteks mengendalikan pandemi, pemulihan ekonomi, sekaligus mampu melakukan cara di luar kelaziman untuk membangun ekosistem dan stabilitas ekonomi khususnya terkait hilirisasi," terang Bahlil.
Pemerintah akan fokus untuk terus mendorong transformasi ekonomi lewat hilirisasi. Ia menyebut hilirisasi tidak hanya terkait nikel tetapi juga komoditas andalan ekspor lain. Hilirisasi nikel menjadi contoh tentang pentingnya dampak hilirisasi ke nilai tambah ekspor. Sebelum dilakukan hilirisasi nikel ekspor nikel sebesar US$ 3,3 miliar di tahun 2017. Setelah pemerintah mulai melakukan hilirisasi nilai ekspor nikel mencapai US$ 20,9 miliar di tahun 2021. "Di 2022, taksiran kami akan mencapai US$ 27 miliar sampai US$ 30 miliar," kata Bahlil.
Secara terpisah, Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan bila KTT G20 berjalan dengan lancar maka akan meningkatkan kepercayaan masyarakat internasional untuk investasi di Indonesia. Dengan jumlah penduduk 276,4 juta Indonesia memiliki potensi pasar domestik yang besar.
“Indonesia bisa menunjukan sebagai tuan rumah KTT G20 berjalan lancar maka menaikan tingkat kepercayaan internasional kepada indonesia Harapannya pada akhir 2022 in target investasi Rp 1.200 triliun bisa tercapai dan bisa over target,” ucap Ajib.
Dia menyebut ada beberapa sektor potensial yang bisa menarik minat investor asing menanamkan modal di Indonesia seperti manufaktur, termasuk pengolahan nilai tambah atas komoditas unggulan seperti tambang, pertanian, dan energi. “Semua sektor sudah dibedah dan tergantung preferensi investor masuk di sektor yang mana,” imbuh Ajib.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan dengan penyelenggaraan KTT G20 akan membuat perekonomian Indonesia secara nasional baik. Dari segi recognition, Indonesia akan menjadi perhatian dunia.
“Hal ini membawa dampak positif ke depan. Apalagi pada saat G20 ini ekonomi Indonesia tumbuhnya baik di 5,72%. Inflasi juga kita bisa tekan, turun di 5,7%, jadi kita dalam performance yang baik memimpin G20. Sebelumnya juga kita akan memegang keketuaan ASEAN. Jadi ini tentu akan membuat Indonesia semakin diperhitungkan,” Airlangga.