Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku telah menanyakan pendapat sejumlah petani soal prediksi hasil panen beras pada 2023 nanti. Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Ismail Wahab mengatakan akan terjadi puncak panen raya beras pada Maret 2023. Karena itu, ia memperkirakan harga beras akan mulai turun pada Februari 2023.
"Februari turun, Maret panen raya. Jadi ya Februari-Maret harga sudah turun," ujarnya saat konferensi pers secara virtual pada Jumat, 18 November 2022.
Ismail mengklaim sekarang stok beras dalam negeri masih aman. Meski belum panen raya, ia menuturkan stok beras di penggilingan melimpah hingga 1,8 juta ton . Dia juga memperkirakan akan ada produksi padi 10,24 juta ton gabah kering giling (GKG) selama Oktober hingga Desember 2022. Angka itu setara 5 juta ton beras.
"Jadi kalau urusan dalam negeri saya kira data dari BPS, data hasil survei, data dari masing-masing informasi yang terbaru dari dinas itu sudah mengindikasikan beras kita cukup," ucap Ismail.
Adapun kenaikan harga beras di tingkat konsumen dan harga gabah di tingkat produsen yang terjadi saat ini, menurut dia, karena petani mengalami kesulitan pupuk. Ia menjelaskan saat ini para petani lebih memilih menggunakan pupuk non subsidi. Alhasil, harganya jauh lebih mahal dibandingkan pupuk bersubsidi.