Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjalin kerja sama dengan platform lokapasar (marketplace) dan ritel modern.
Sebab, kolaborasi segitiga tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Mendag mengatakan ritel modern memiliki jaringan logistik distribusi yang kuat.
Ritel modern dapat membantu UMKM untuk menyuplai bahan baku sekaligus memasarkan produk.
"Untuk pemasaran, UMKM juga bekerja sama dengan marketplace agar lebih dekat dengan konsumen," ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Kamis (1/12/2022).
Penggunaan platform digital di pasar rakyat, lanjutnya, mampu meningkatkan omzet pedagang hingga tiga kali lipat.
Mendag memaparkan, dalam lima tahun terakhir (2017—2021), ekonomi digital di Indonesia menunjukkan potensi yang besar dalam kontribusi bagi perekonomian. Ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai akumulasi nilai pembelian (Gross Merchandise Value/GMV) sebesar USD77 miliar pada 2022, tumbuh 22% dalam setahun terakhir.
Hingga tahun 2025, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD130 miliar dan diperkirakan akan tumbuh tiga kali lipat, yakni kisaran USD220 sampai USD360 miliar pada 2030.
"Saat ini, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dari sisi perdagangan tercermin dari pertumbuhan niaga elektronik (e-commerce) yang signifikan. Ini seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring," jelasnya.
Lebih lanjut dipaparkan Mendag, sepanjang semester I-2022, transaksi e-commerce meningkat sebesar 22,1% dari tahun sebelumnya dengan nilai mencapai Rp227,8 triliun dan secara volume meningkat sebesar 39,9% dari tahun sebelumnya hingga mencapai 1,74 juta transaksi.
Selain itu, transaksi Uang Elektronik (UE) juga tumbuh sebesar 40,6% dari tahun sebelumnya, mencapai Rp185,7 triliun.
Di samping itu, Mendag menuturkan bahwa tingginya potensi ekonomi digital tersebut tidak lepas dari terus meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia. Saat ini, sekitar 202,6 juta penduduk Indonesia telah memiliki akses terhadap internet.
Apalagi pandemi Covid-19 menjadi momentum akselerasi transformasi perdagangan digital di Indonesia.
"Saat ini pemanfaatan ekonomi digital masih terfokus dalam mempercepat dan mempermudah transaksi, serta meningkatkan akses informasi dan transparansi. Adanya perkembangan teknologi gelombang baru ekonomi digital harus terus didorong untuk lebih dimanfaatkan, bukan sekedar memfasilitasi transaksi, namun juga proses produksi dan logistik," jelasnya.
Dia pun meyakini, kolaborasi dan kerja sama menjadi kata kunci dalam menghadapi tantangan perdagangan saat ini.