Rapat Koordinasi Daerah dan Pleno TPAKD se-Jateng dilakukan pada Kamis 27 April 2023 lalu.
Rapat koordinasi ini digelar salah satunya membahas mengenai potensi wisata di Provinsi Jawa Tengah.
Rapat koordinasi bertema 'Percepatan Pemulihan dan Perkembangan Ekonomi Jawa Tengah Melalui Kemandirian Ekonomi Desa' berlangsung di Hotel Gumaya, Kota Semarang.
Melalui rapat koordinasi ini terjalin kerjasama dan upaya kolektif antara empat pihak.
Empat pihak tersebut antara lain: Pemprov Jateng, OJK Jateng, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD),serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Rapat koordinasi tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Menparekraf Sandiaga Uno, beserta jajaran dari pihak TPAKD maupun OJK Jateng.
Keempat pihak melakukan koordinasi guna menjalankan sinergi dengan tujuan memajukan potensi desa wisata.
Melalui penuturan Ganjar Pranowo, Provinsi Jateng memiliki setidaknya total 818 desa wisata yang dikelola dan aktif digunakan hingga 2023.
Jumlah desa wisata tersebut mengalami peningkatan signifikan. Mengingat pada tahun 2018 lalu, desa wisata di Jateng hanya mencapai 228 desa.
Peningkatan desa wisata turut menyumbangkan peningkatan di aspek lain seperti ekonomi kreatif, UMKM dan peningkatan literasi dan sisi edukasi.
"Sudah ada contoh-contoh bagus dari sisi pembangunan desa wisata, ekonomi kreatif, UMKM, terus ada sukses dari sisi inklusifitas keuangan termasuk literasinya," tutur Ganjar.
Pemprov Jateng sejak tahun 2013 hingga 2022 turut andil dalam menyalurkan bantuan keuangan pemerintah desa guna meningkatkan desa wisata.
Selama 9 tahun, Pemprov Jateng setidaknya telah merealisasikan bantuan sebesar Rp7.786.324.463. Total bantuan tersebut disebar terhadap 140.237 titik lokasi.
Provinsi Jawa Tengah juga menyediakan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbanyak di Indonesia pada tahun 2022 lalu ke UMKM.
Total penyaluran pinjaman KUR mencapai nilai Rp55,27 Triliun. Melalui capaian ini, diharapkan ekonomi Jawa Tengah diharapkan meningkat dan memicu ekonomi mandiri.
Peningkatan juga ditunjukkan pada aspek literasi keuangan pada tahun 2022, tingkat literasi keuangan mengalami peningkatan hingga di atas 50 persen, atau sebesar 51,69 persen.